TUGAS MATAKULIAH
EKONOMI MANAJERIAL
EKONOMI MANAJERIAL
LUQMAN HAKIM
120211100143
MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
120211100143
MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
KEGUNAAN EKONOMI MANAJERIAL
DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
1.
Pengambilan Keputusan
Teori
keputusan manajemen diturunkan dari para ahli ekonomi pada permulaan era
industri. Kalau manusia purba mungkin terutama bermaksud menghindarkan
malapetaka, para ahli ekonomi pertama itu melihat pilihan secara lebih optimis
sebagai peluang memperoleh keuntungan. Teori keputusan muncul dari anggapan
bahwa para pengambil keputusan didorong untuk memaksimalkan keuntungan atau
manfaat yang dapat dicapai.
Kalau
manusia purba mengandalkan kekuatan gaib dan takhayul untuk menuntunnya dalam
mengambil keputusan, para ahli ekonomi lebih ilmiah dalam pandangan mereka.
Mereka sangat dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan yang berkaitan dengan revolusi industri, terutama pengaruh
mekanisasi dan pembangian tugas.
a.
Pendekatan Mekanistik
Efisiensi mesin yang lebih
hebat daripada produksi kerajinan tradisional telah merangsang para ahli
ekonomi awal untuk menerapkan prinsip-prinsip
ilmiah dan mekanik pada pengambilan keputusan. Kunci pendekatan ilmiah
ialah pengandalannya pada rasionalitas, yang berbeda dari naluri atau takhayul.
Rasionalitas dalam konteks sesuai dengan
memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu
idealnya, pengambilan keputusan tadi harus berfungsi seperti sebuah mesin, tidak terpengaruh oleh
perasaan hati atau pengaruh-pengaruh luar lainnya.
b. Pembagian kerja.
Pembagian kerja berarti
membagi tugas menjadi bagian-bagian pelengkap dan melakukannya masing-masing
secara terpisah. Kalau barang-barang sampai saat ini dibuat secara keseluruhan.
Pada ahli ekonomi yang pertama
terdorong untuk menerapkan semacam bentuk pembagian tugas pada pengambilan
keputusan.
Kedua
pengaruh ini, pendekatan ilmiah dan pembagian kerja, tercermin dalam resep para
ahli ekonomi untuk memaksimalkan keuntungan. Resep ini terkandung dalam model pengambilan keputusan
secara rasional atau sinoptik.
Banyak versi
dan penghalusan model itu. Tetapi pada umumnya semuanya terdiri atas
langka-langkah berikut :
1. Mengidentifikasi suatu masalah
2. Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
3. Menciptakan pilihan-pilihan
4. Menilai pilihan-pilihan
5. Memperbanding akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan
dengan sasaran-sasaran
6. Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi yang paling mendekati
kesesuaian dengan sasaran-sasaran.
Pengambilan
keputusan berawal dengan sebuah persoalan. Pengambilan keputusan kemudian
memperjelas sasaran-sasarannya. Selanjutnya, ia mengidentifikasi semua pilihan
yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu, dan menilai pilihan-pilihan ini secara sistematis dan
objektif. Kemudian ia memperbandingkan masing-masing pemecahan yang mungkin
tadi dengan sasaran-sasarannya, dan menentukan keuntungannya serta kerugiannya
masing-masing. Akhirnya ia memaksimalkan keuntungannya dengan memilih pilihan
yang paling sesuai dengan sasaran-sasarannya.
2.
Ekonomi Manajerial
Ekonomi
manajerial adalah aplikasi teori ilmu ekonomi mikro untuk keputusan-keputusan
manajerial. Esensi ekonomi mikro adalah
teori kesejahteraan ekonomi pertama (the
first welfare economic theorem). Teori ini menggambarkan bagaimana harga
yang diproduksi oleh struktur pasar bersaing sempurna akan mampu mengalokasikan
sumberdaya secara optimal. Dalam struktur pasar bersaing sempurna, konsumen
mengoptimalkan utility-nya, dan
produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi standar konsumen dan produsen
adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Hukum ini berlaku dalam proses
konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga akan tercermin dalam
struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan biaya marjinal yang
semakin menaik.
Konsep
kuantitatif yang paling penting dalam ekonomi adalah elastisitas, yang pada
dasarnya mengukur perubahan permintaan suatu barang jika variabel yang
mempengaruhi (misalnya pendapatan dan harga barang lain) berubah. Informasi ini
penting bagi produsen yang mempunyai kekuatan pasar (market power) untuk mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah
harga. Untuk mendapatkan angka elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi
statistika.
Dalam
kondisi jangka pendek, perusahaan bias menikmati keuntungan di atas normal.
Keuntungan ini akan mengundang pendatang baru (new entries) untuk berpartisipasi menikmati keuntungan di atas
normal tersebut. Namun, pendatang baru bisa tidak terjadi jika perusahaan yang
ada mampu membangun hambatan masuk (entry
barriers) yang tinggi, sehingga produsen yang sudah ada menjadi monopoli.
Hambatan masuk bisa tidak terlalu tinggi sehingga terjadi beberapa : pendatang
baru. Struktur pasar dengan sedikit produsen disebut oligopoli. Dalam struktur
pasar oligopoli masing-masing produsen berinteraksi secara strategis dimana
dalam mengambil strategi, produsen harus memperhitungkan strategi produsen
lainnya. Analisis interaksi strategis ini mendapatkan fasilitas pembahasan
dengan game theory yang berkembang
pesat pada tahun delapan puluhan. Hambatan masuk semakin rendah untuk struktur
pasar persaingan monopolistik yang memproduksi produk-produk terdiferensiasi.
Dalam
mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi menghadapi faktor regulasi yang
diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara pada perubahan harga produk, dan
akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya. Pemerintah meregulasi perekonomian
karena alasan efisiensi atau distribusi pendapatan. Acuan regulasi untuk
efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto optimal. Sekarang ini lebih banyak
orang percaya bahwa secara umum, pasar akan mampu mengalokasikan sumberdaya
secara optimal. Selain karena alasan efisiensi, pemerintah melakukan regulasi
karena alasan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, regulasi sering menjadi
target para pelobi untuk mendapatkan transfer pendapatan.
Dalam asumsi
standar, faktor resiko belum muncul secara eksplisit. Dalam kondisi yang
beresiko (uncertainty), pelaku
ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya.
Pelaku ekonomi mempunyai preference
yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat
pendapatan dan faktor inheren (misalnya
kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan resiko/ketidakpastian muncul. Ketidakpastian bisa
muncul karena adanya informasi asimetris antara dua pelaku ekonomi dalam
melakukan transaksi. Kesenjangan informasi akan mengakibatkan alokasi
sumberdaya yang tidak optimal. Kasus kesenjangan informasi banyak terjadi di
pasar finansial. Selain itu, ketidakpastian juga muncul jika pelaku ekonomi
menghadapi pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal. Secara
operasional keputusan intertemporal adalah membuat capital budgeting.
3.
Ekonomi Manjerial dalam Mengambil Keputusan.
Pengambilan
Keputusan pelaku ekonomi dalam menentukan pilihan yang beresiko memerlukan
informasi. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi para pengambil keputusan
ialah bagamimana memperoleh informasi yang :
o dapat dipercaya
o relevan
o mutakhir.
Informasi
yang didapat dari berbagai cara dan sumber ini sangat membantu dalam
pengambilan keputusan, akan tetapi informasi-informasi tersebut harus kita
analisa lagi untuk melakukan langkah selanjutnya.
Informasi awal yang didapat memerlukan suatu proses
analisis yang tepat, agar keputusan yang diambil tidak beresiko bahkan akan
meningkatkan keuntungan. Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ilmu ekonomi
mikro untuk mengambil keputusan-keputusan manajerial. Dalam menganalisa materi
ekonomi guna pengambilan keputusan memererlukan sedikit bahasan aljabar.
Teori
kesejahteraan pertama dan pasar bersaing sempurna adalah ringkas esensi ilmu
ekonomi mikro. Membahas model pengambilan keputusan konsumen dan produsen. Cara
membahas yang efisien adalah dengan berangkat dari asumsi standar pelaku
ekonomi yang rasional dan selalu menghadapi law
of diminishing returns. Hukum ini bekerja dalam proses konsumsi dan
produksi. Pada dasarnya karakteristik fungsi produksi dengan asumsi law of diminishing returns akan muncul
dalam fungsi biaya. Dengan fungsi biaya tersebut, produsen menghadapi harga
yang muncul dari struktur pasar tertentu. Struktur pasar yang terjadi bisa
diidentifikasi dengan satu variabel, yaitu entry
barriers. Peringkat entry barriers
pasar adalah monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik (monopolistic competition) dan pasar bersaing sempurna. Di struktur
pasar oligopoli dimana produsennya sedikit, sehingga masing-masing mempunyai
kekuatan pasar (market power), proses
optimalisasinya akan memperhitungkan aksi/reaksi kompetitornya. Analisis
perilaku strategis ini dibahas dengan perangkat game theory. Pola pengambilan keputusan pelaku ekonomi menentukan
pilihan yang beresiko. Pelaku ekonomi tetap mengoptimalkan utility mereka. Karena pilihannya beresiko, hasil keputusan menjadi
tidak pasti. Pelaku ekonomi hanya bisa mengharapkan perubahan utility mereka setelah mengambil
keputusan beresiko.
Esensi ilmu
ekonomi adalah memaksimumkan utility
pelaku ekonomi dengan kendalanya masing-masing. Pola pikir ini persis dengan
teknik matematika optimalisasi Lagrange yang biasa dipelajari..
a. Penawaran
dan Permintaan
Esensi ilmu ekonomi mikro
adalah teori alokasi harga. Harga dibentuk oleh pasar yang mempunyai dua sisi, yaitu penawaran dan
permintaan. Harga yang merupakan sinyal kelangkaan (scarcity) suatu sumberdaya ini mengarahkan pelaku ekonomi untuk
mengalokasikan sumberdayanya. Pasar sendiri terkadang menghasilkan harga yang
fluktuatif atau tidak mencerminkan nilai barang yang sesungguhnya. Oleh karena
itu pemerintah/produsen perlu melakukan intervensi dalam penentuan harga.
b. Teori Kesejahteraan Ekonomi
Pertama
Penyegaran teori ekonomi,
yaitu dengan menampilkan teori kesejahteraan ekonomi pertama. Dalam hal ini
pembahasan menekankan teknik analisis general
equilibrium. Permasalahan ekonomi muncul jika ada kegagalan pasar (market failures). Faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya kegagalan pasar adalah kekuatan pasar, infromasi
asimetris, eksternalitas atau barang-barang publik. Kegagalan pasar merupakan
inti permasalahan dalam perekonomian.
c. Pasar
Bersaing Sempurna : Struktur Pasar Laboratorium
Pasar bersaing sempurna adalah
pasar khayalan yang amat ideal. Model ini membentuk skenario yang menghasilkan
alokasi sumberdaya secara optimal. Model ini adalah skenario standar ilmu
ekonomi. Oleh karena itu, membahas asumsi-asumsi yang melandasi terbentuknya
pasar bersaing sempurna.
Model ekonomi adalah sebuah
penyederhanaan fenomena-fenomena ekonomi yang tentu saja sangat simpel. Model
pasa bersaing sempurna adalah syarat perlu untuk bisa menangkap fenomena
perekonomian secara lebih muda dan konsisten. Fenomena-fenomena ekonomi, bahkan
kebayakan aspek kehidupan, bisa dijelaskan dengan mengidentifikasi pelanggaran asumsi-asumsi pasar bersaing sempurna.
d. Konsumen
Konsumen yang melakukan
optimalisasi konsumsi yang membentuk permintaan individu, terbentuknya
permintaan pasar dan menampilkannya dalam model yang bisa diestimasi (statictical model). Tampilan eksplisit
fungsi utilitas dan permintaan yang “indah” adalah fungsi Cobb-Douglas.
Aplikasi mengindentifikasi konsumsi (alokasi sumberdaya) yang tidak efisien
dari kacamata masyarakat (social cost).
e. Produsen :
Cobb-Douglas
Proses produksi standar
(dengan asumsi law of diminishing returns)
dan karakteristik-karakteristik optimality-nya
ditampilkan secara eksplisit dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Dengan model
fungsi Cobb-Douglas, diperkenalkan pelanggaran-pelanggaran asumsi standar
tertentu.
f. Penyegaran
Statistika
Nilai estetika adalah
statistik krusial dalam banyak keputusan produsen atau regulator. Untuk
mendapatkan nilai elasitisitas, perlu melakukan estimasi.
Statistika adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana menarik data, menganalisis, meringkas dan menampilkan
data tersebut sehingga menjadi lebih informatif. Standardisasi proses tersebut
menjadikan statistika bahasa bahasa baku penelitian. Pelajaran statistika
biasanya ditangkap sebagai keterampilan teknis menghitung statistik. Pola pikir
statistik sulit terbentuk, baik dalam penelitian maupun dalam
realita/observasi. Dengan demikian peluang salah kaprah yang banyak terjadi
dalam statistik bisa lebih kecil.
g. Elastisitas
Dalam ilmu ekonomi, konsep
elastisitas mengukur respons perubahan suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Elastisitas harga mengukur dampak permintaan suatu barang jika harga
barang tersebut berubah. Permintaan suatu produk juga berubah karena perubahan
pendapatan dan harga barang lain. Nilai elastisitas merupakan faktor penting
untuk menentukan harga suatu produk. Produsen yang mempunyai market power menggunakan nilai
elastisitas harga untuk mengoptimalkan keuntungannya. Nilai elastisitas bisa
diestimasi dengan menggunakan teknik regresi.
h. Law of Diminishing Returns dan
Struktur Biaya
Informasi yang terkandung
dalam fungsi biaya adalah sama dengan informasi yang ada di dalam fungsi
produksi, kemudian memasukkan faktor competitive
market demand, dan menampilkan perilaku produsen dalam memgambil keputusan
dengan kendala struktur ongkos standar dan competitive
market demand.
i. Analisis
Keuntungan
Tujuan produsen adalah
mengoptimalkan keuntungan. Jika produsen harus rugi, kerugiannya harus minimal.
Dalam kondisi standar, yaitu dengan asumsi adanya law of diminishing returns dalam proses produksi, perusahaan bisa
memperoleh keuntungan di atas normal. Namun, keuntungan di atas normal akan
dieliminasi oleh pendatang baru. Dan, akhirnya semua produsen akan menikamti
keuntungan normal. Perusahaan akan tetap memilih beroperasi meskipun mengalami
kerugian, asalkan perusahaan masih mampu menutupi biaya variabel.
j. Pricing :
Diskriminasi Harga
Pricing membahas bagaimana penjual menentukan harga
produknya (secara optimal). Untuk itu, secara umum, penjual memerlukan
informasi elastisitas konsumen. Elastisitas konsumen bervariasi bergantung pada
masing-masing individu, kelompok individu, waktu konsumsi dan akumulasi
konsumsi.
k. Struktur Pasar
Harga adalah faktor utama
dalam mengalokasikan sumberdaya pelaku ekonomi. Harga diproduksi oleh pasar.
Ada beberapa struktur pasar yaitu : pasar bersaing sempurna, monopoli,
oligopoly dan kompetisi monopolistik (monopolistic
competition). Variasi struktur pasar bisa diindikasikan dengan
tingkat/derajat kekuatan pasar (market
power).
l. Regulasi
Pasar
Pemerintah sering meregulasi
pasar. Dampak dari regulasi selalu akan tercermin di harga. Jika pemerintah
mengeluarkan lisensi monopoi kepada pelaku ekonomi untuk suatu produk, maka
harga produk tersebut akan menjadi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
harga internasional. Harga yang tinggi ini akan menyenangkan produsen, tapi
merugikan konsumen. Salah satu tujuan pemerintah adalah transfer pendapatan dari
kelompok ekonomi yang satu ke yang lain.
Selain transfer pendapatan,
regulasi bertujuan untuk merealokasikan sumberdaya sehingga menjadi optimal.
Jika regulasi untuk efisiensi maka regulator akan mendapat pembenaran jika regulasi
bersifat menghilangkan atau mengurangi derajat kegagalan pasar tanpa
mengakibatkan kegagalan pasar di produk lainnya.
m. Expected Utility dan Analisis Judi
Secara umum, pelaku ekonomi
menghadapi pilihan-pilihan yang beresiko
dalam menentukan pilihan-pilihan beresiko yaitu teori expected utility.
n. Aplikasi Game Theory : Cheating
Pasar bersaing sempurna
merupakan institusi pasar ideal dengan jumlah pemain banyak. Namun, dalam
realita biasanya jumlah pemain dalam pasar “sedikit” seperti dalam struktur
pasar oligopoli. Dalam hal ini pemain-pemain pasar, terutama para penjual akan
berperilaku strategis. Game theory
yang sekarang mendominasi aplikasi kebijakan-kebijakan ekonomi.
o. Asymmetric Information : Lemon
Dalam pasar bersaing sempurna,
para pelaku ekonomi mengerti perilaku ekonomi lain dengan sempurna (perfect
foresight). Dalam realita, pemain pasar yang satu tidak mengerti dengan
sempurna pelaku yang lainnya (asymmetric information).
p. Alokasi Intertemporal : Capital Budgeting
Ilmu ekonomi secara umum
membahas alokasi sumberdaya (resource
allocation). Dalam capital budgeting,
pelaku ekonomi mengambil keputusan dalam kondisi beresiko dan bersifat
intertemporal. Untuk itu biasanya digunakan teori net present value (NPV). Membandingkan tiga teori pengambilan
keputusan yaitu : memaksimumkan utility,
memaksimumkan expected utility dan
memaksimumkan net present value.
Dalam analisa ekonomi di atas
menggambarkan bagaimana harga yang diproduksi oleh struktur pasar bersaing
sempurna akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Dalam struktur
pasar bersaing sempurna, konsumen mengoptimalkan utility-nya, dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi
standar konsumen dan produsen adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang
(law of diminishing returns). Hukum
ini berlaku dalam proses konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga
akan tercermin dalam struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan
biaya marjinal yang semakin menaik.
Konsep kuantitatif
yang paling penting dalam ekonomi adalah elastisitas, yang pada dasarnya
mengukur perubahan permintaan suatu barang jika variabel yang mempengaruhi
(misalnya pendapatan dan harga barang lain) berubah. Informasi ini penting bagi
produsen yang mempunyai kekuatan pasar (market
power) untuk mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah harga. Untuk
mendapatkan angka elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi statistika.
Dalam
mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi menghadapi faktor regulasi yang
diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara pada perubahan harga produk, dan
akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya. Pemerintah meregulasi perekonomian
karena alasan efisiensi atau distribusi pendapatan. Acuan regulasi untuk
efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto optimal. Secara umum, pasar akan
mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Selain karena alasan efisiensi,
pemerintah melakukan regulasi karena alasan distribusi pendapatan. Oleh karena
itu, regulasi sering menjadi target para pelobi untuk mendapatkan transfer
pendapatan.
Dalam asumsi
standar, faktor resiko belum muncul secara eksplisit. Dalam kondisi yang
beresiko (uncertainty), pelaku
ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya.
Pelaku ekonomi mempunyai preference
yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat
pendapatan dan faktor inheren (misalnya
kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.
Setelah
melalui proses analisa ekonomi dan pertimbangan-pertimbangan untung/ruginya
pelaku ekonomi dapat menarik suatu kesimpulan, yang selanjutnya bisa dijadikan
sebagai keputusan.
PENUTUP
a.
Kesimpulan.
Dalam melakukan perubahan dalam tubuh organisasi,
terlebih dahulu dilakukan perubahan pada manajemen organisasi tersebut,
perubahan pada manajemen organisasi tidak terlepas dari pentingnya pengambulan
keputusan sebagai landasan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
tersebut.
Dalam rangka pengambilan keputusan yang menghasilkan keputusan yang baik perlu dilakukan dengan mengambil langkah-langkah yang sistematis yaitu menentukan dasar pemikiran, pengidentifikasian alternatif-alternatif, alternatif-alternatif dilihat dari sudut tujuan yang mau dicapai dan pemilihan suatu alternatif, yaitu suatu pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan melukiskan proses melalui mana suatu tindakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu dipilih.
Dalam rangka pengambilan keputusan yang menghasilkan keputusan yang baik perlu dilakukan dengan mengambil langkah-langkah yang sistematis yaitu menentukan dasar pemikiran, pengidentifikasian alternatif-alternatif, alternatif-alternatif dilihat dari sudut tujuan yang mau dicapai dan pemilihan suatu alternatif, yaitu suatu pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan melukiskan proses melalui mana suatu tindakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu dipilih.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam
mengambil sebuah keputusan merupakan kendala yang dihadapi oleh menejer dalam
mengambil keputusan dengan efektif, perlu dilakukan pemetaan yang sistematis
agar dapat mengsilkan pemahaman yang sistematis. Salah satu cara mendapatkan
pemetaan terhadap permasalahan yang ada dan alternative penyelesaiaannya adalah
dengan menggunakan analisa SWOT (Strenghts, Weaknesses, Threats, Oportunities).
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh adanya
keterbatasan rasionalitas, terdapat dua model pertimbangan dalam pengambilan
keputusan yaitu optimasi dan satisfying. Dimana optimasi berarti pengambilan
keputusan diusakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan data yang
tersedia sedangkan satisfying hanya berpedoman pada kepuasan saja.
Selain faktor rasionalitas, factor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah factor emosional. Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Ganggemi dan Francesko Mancini dapat diambil kesimpulan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor emosional dimana orang yang merasa bersalah akan mengabaikan pilihan yang baik dan aman di depannya dan mengalihkan pikiran kepada hal yang jelek dan tidak aman walaupun hal tersebut tidak ada. Orang yang merasa bersalah berhati-hati sekali dalam berfikir dan bertindak karena takut akan konsekwensi bila keadaan yang membuatnya bersalah berulang kembali.
Selain faktor rasionalitas, factor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah factor emosional. Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Ganggemi dan Francesko Mancini dapat diambil kesimpulan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor emosional dimana orang yang merasa bersalah akan mengabaikan pilihan yang baik dan aman di depannya dan mengalihkan pikiran kepada hal yang jelek dan tidak aman walaupun hal tersebut tidak ada. Orang yang merasa bersalah berhati-hati sekali dalam berfikir dan bertindak karena takut akan konsekwensi bila keadaan yang membuatnya bersalah berulang kembali.
b.
Saran.
Untuk melakukan pengambilan keputusan yang
efektif dalam suatu organisasi hendaknya kita menguasai tehnik pengambilan
keputusan, menganalisa dengan sistematis (SWOT), untuk itu hendaknya seorang
manajer harus senantiasa mengembangkan dirinya terus menerus, menambah dan
memperluas pengetahuan serta bersikap rasionalitas yang baik dan menghilangkan
perasaan bersalah. Perlunya berlatih membuat keputusan-keputusan dari
masalah-maslah kecil, sehingga terbiasa membuat keputusan – keputusan yang
efektif sehingga l benar-benar keputusan yang terbaik bagi organisasi.
REFERENSI
Drummond Helga, Pengambilan Keputusan Yang Efektif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
1993.
T. Sunaryo, Ph. D, Ekonomi Manajerial,,
Erlangga, Jakarta, 2001
1990