Jumat, 29 November 2013

EKONOMI MANAJERIAL DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN



TUGAS MATAKULIAH
EKONOMI MANAJERIAL
 
LUQMAN HAKIM
120211100143
MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA



KEGUNAAN EKONOMI MANAJERIAL
DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN



     1.      Pengambilan Keputusan

Teori keputusan manajemen diturunkan dari para ahli ekonomi pada permulaan era industri. Kalau manusia purba mungkin terutama bermaksud menghindarkan malapetaka, para ahli ekonomi pertama itu melihat pilihan secara lebih optimis sebagai peluang memperoleh keuntungan. Teori keputusan muncul dari anggapan bahwa para pengambil keputusan didorong untuk memaksimalkan keuntungan atau manfaat yang dapat dicapai.
Kalau manusia purba mengandalkan kekuatan gaib dan takhayul untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan, para ahli ekonomi lebih ilmiah dalam pandangan mereka. Mereka sangat dipengaruhi  oleh perubahan-perubahan yang berkaitan dengan revolusi industri, terutama pengaruh mekanisasi dan pembangian tugas.
a.       Pendekatan Mekanistik
Efisiensi mesin yang lebih hebat daripada produksi kerajinan tradisional telah merangsang para ahli ekonomi awal untuk menerapkan prinsip-prinsip  ilmiah dan mekanik pada pengambilan keputusan. Kunci pendekatan ilmiah ialah pengandalannya pada rasionalitas, yang berbeda dari naluri atau takhayul. Rasionalitas  dalam konteks sesuai dengan memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu   idealnya, pengambilan keputusan tadi harus berfungsi  seperti sebuah mesin, tidak terpengaruh oleh perasaan hati atau pengaruh-pengaruh luar lainnya.
b.      Pembagian kerja.
Pembagian kerja berarti membagi tugas menjadi bagian-bagian pelengkap dan melakukannya masing-masing secara terpisah. Kalau barang-barang sampai saat ini dibuat secara keseluruhan.
Pada ahli ekonomi yang pertama terdorong untuk menerapkan semacam bentuk pembagian tugas pada pengambilan keputusan.
Kedua pengaruh ini, pendekatan ilmiah dan pembagian kerja, tercermin dalam resep para ahli ekonomi untuk memaksimalkan keuntungan. Resep ini  terkandung dalam model pengambilan keputusan secara rasional atau sinoptik.
Banyak versi dan penghalusan model itu. Tetapi pada umumnya semuanya terdiri atas langka-langkah berikut :
1.    Mengidentifikasi suatu masalah
2.    Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
3.    Menciptakan pilihan-pilihan
4.    Menilai pilihan-pilihan
5.    Memperbanding akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan dengan sasaran-sasaran
6.    Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi yang paling mendekati kesesuaian dengan sasaran-sasaran.

Pengambilan keputusan berawal dengan sebuah persoalan. Pengambilan keputusan kemudian memperjelas sasaran-sasarannya. Selanjutnya, ia mengidentifikasi semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu, dan menilai  pilihan-pilihan ini secara sistematis dan objektif. Kemudian ia memperbandingkan masing-masing pemecahan yang mungkin tadi dengan sasaran-sasarannya, dan menentukan keuntungannya serta kerugiannya masing-masing. Akhirnya ia memaksimalkan keuntungannya dengan memilih pilihan yang paling sesuai dengan sasaran-sasarannya.

2.      Ekonomi Manajerial

Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori ilmu ekonomi mikro untuk keputusan-keputusan manajerial.  Esensi ekonomi mikro adalah teori kesejahteraan ekonomi pertama (the first welfare economic theorem). Teori ini menggambarkan bagaimana harga yang diproduksi oleh struktur pasar bersaing sempurna akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Dalam struktur pasar bersaing sempurna, konsumen mengoptimalkan utility-nya, dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi standar konsumen dan produsen adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Hukum ini berlaku dalam proses konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga akan tercermin dalam struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan biaya marjinal yang semakin menaik.
Konsep kuantitatif yang paling penting dalam ekonomi adalah elastisitas, yang pada dasarnya mengukur perubahan permintaan suatu barang jika variabel yang mempengaruhi (misalnya pendapatan dan harga barang lain) berubah. Informasi ini penting bagi produsen yang mempunyai kekuatan pasar (market power) untuk mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah harga. Untuk mendapatkan angka elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi statistika.
Dalam kondisi jangka pendek, perusahaan bias menikmati keuntungan di atas normal. Keuntungan ini akan mengundang pendatang baru (new entries) untuk berpartisipasi menikmati keuntungan di atas normal tersebut. Namun, pendatang baru bisa tidak terjadi jika perusahaan yang ada mampu membangun hambatan masuk (entry barriers) yang tinggi, sehingga produsen yang sudah ada menjadi monopoli. Hambatan masuk bisa tidak terlalu tinggi sehingga terjadi beberapa : pendatang baru. Struktur pasar dengan sedikit produsen disebut oligopoli. Dalam struktur pasar oligopoli masing-masing produsen berinteraksi secara strategis dimana dalam mengambil strategi, produsen harus memperhitungkan strategi produsen lainnya. Analisis interaksi strategis ini mendapatkan fasilitas pembahasan dengan game theory yang berkembang pesat pada tahun delapan puluhan. Hambatan masuk semakin rendah untuk struktur pasar persaingan monopolistik yang memproduksi produk-produk terdiferensiasi.
Dalam mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi menghadapi faktor regulasi yang diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara pada perubahan harga produk, dan akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya. Pemerintah meregulasi perekonomian karena alasan efisiensi atau distribusi pendapatan. Acuan regulasi untuk efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto optimal. Sekarang ini lebih banyak orang percaya bahwa secara umum, pasar akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Selain karena alasan efisiensi, pemerintah melakukan regulasi karena alasan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, regulasi sering menjadi target para pelobi untuk mendapatkan transfer pendapatan.
Dalam asumsi standar, faktor resiko belum muncul secara eksplisit. Dalam kondisi yang beresiko (uncertainty), pelaku ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya. Pelaku ekonomi mempunyai preference yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat pendapatan dan faktor  inheren (misalnya kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan resiko/ketidakpastian muncul. Ketidakpastian bisa muncul karena adanya informasi asimetris antara dua pelaku ekonomi dalam melakukan transaksi. Kesenjangan informasi akan mengakibatkan alokasi sumberdaya yang tidak optimal. Kasus kesenjangan informasi banyak terjadi di pasar finansial. Selain itu, ketidakpastian juga muncul jika pelaku ekonomi menghadapi pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal. Secara operasional keputusan intertemporal adalah membuat capital budgeting.

3.      Ekonomi Manjerial dalam Mengambil Keputusan.

Pengambilan Keputusan pelaku ekonomi dalam menentukan pilihan yang beresiko memerlukan informasi. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi para pengambil keputusan ialah bagamimana memperoleh informasi yang :
o   dapat dipercaya
o   relevan
o   mutakhir.
Informasi yang didapat dari berbagai cara dan sumber ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan, akan tetapi informasi-informasi tersebut harus kita analisa lagi untuk melakukan langkah selanjutnya.
            Informasi awal yang didapat memerlukan suatu proses analisis yang tepat, agar keputusan yang diambil tidak beresiko bahkan akan meningkatkan keuntungan. Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ilmu ekonomi mikro untuk mengambil keputusan-keputusan manajerial. Dalam menganalisa materi ekonomi guna pengambilan keputusan memererlukan sedikit bahasan aljabar.
Teori kesejahteraan pertama dan pasar bersaing sempurna adalah ringkas esensi ilmu ekonomi mikro. Membahas model pengambilan keputusan konsumen dan produsen. Cara membahas yang efisien adalah dengan berangkat dari asumsi standar pelaku ekonomi yang rasional dan selalu menghadapi law of diminishing returns. Hukum ini bekerja dalam proses konsumsi dan produksi. Pada dasarnya karakteristik fungsi produksi dengan asumsi law of diminishing returns akan muncul dalam fungsi biaya. Dengan fungsi biaya tersebut, produsen menghadapi harga yang muncul dari struktur pasar tertentu. Struktur pasar yang terjadi bisa diidentifikasi dengan satu variabel, yaitu entry barriers. Peringkat entry barriers pasar adalah monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik (monopolistic competition) dan pasar bersaing sempurna. Di struktur pasar oligopoli dimana produsennya sedikit, sehingga masing-masing mempunyai kekuatan pasar (market power), proses optimalisasinya akan memperhitungkan aksi/reaksi kompetitornya. Analisis perilaku strategis ini dibahas dengan perangkat game theory. Pola pengambilan keputusan pelaku ekonomi menentukan pilihan yang beresiko. Pelaku ekonomi tetap mengoptimalkan utility mereka. Karena pilihannya beresiko, hasil keputusan menjadi tidak pasti. Pelaku ekonomi hanya bisa mengharapkan perubahan utility mereka setelah mengambil keputusan beresiko.
Esensi ilmu ekonomi adalah memaksimumkan utility pelaku ekonomi dengan kendalanya masing-masing. Pola pikir ini persis dengan teknik matematika optimalisasi Lagrange yang biasa dipelajari..
a.       Penawaran dan Permintaan
Esensi ilmu ekonomi mikro adalah teori alokasi harga. Harga dibentuk oleh pasar  yang mempunyai dua sisi, yaitu penawaran dan permintaan. Harga yang merupakan sinyal kelangkaan (scarcity) suatu sumberdaya ini mengarahkan pelaku ekonomi untuk mengalokasikan sumberdayanya. Pasar sendiri terkadang menghasilkan harga yang fluktuatif atau tidak mencerminkan nilai barang yang sesungguhnya. Oleh karena itu pemerintah/produsen perlu melakukan intervensi dalam penentuan harga.
b.      Teori Kesejahteraan Ekonomi Pertama
Penyegaran teori ekonomi, yaitu dengan menampilkan teori kesejahteraan ekonomi pertama. Dalam hal ini pembahasan menekankan teknik analisis general equilibrium. Permasalahan ekonomi muncul jika ada kegagalan pasar (market failures). Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya kegagalan pasar adalah kekuatan pasar, infromasi asimetris, eksternalitas atau barang-barang publik. Kegagalan pasar merupakan inti permasalahan dalam perekonomian.
c.       Pasar Bersaing Sempurna : Struktur Pasar Laboratorium
Pasar bersaing sempurna adalah pasar khayalan yang amat ideal. Model ini membentuk skenario yang menghasilkan alokasi sumberdaya secara optimal. Model ini adalah skenario standar ilmu ekonomi. Oleh karena itu, membahas asumsi-asumsi yang melandasi terbentuknya pasar bersaing sempurna.
Model ekonomi adalah sebuah penyederhanaan fenomena-fenomena ekonomi yang tentu saja sangat simpel. Model pasa bersaing sempurna adalah syarat perlu untuk bisa menangkap fenomena perekonomian secara lebih muda dan konsisten. Fenomena-fenomena ekonomi, bahkan kebayakan aspek kehidupan, bisa dijelaskan dengan mengidentifikasi  pelanggaran asumsi-asumsi  pasar bersaing sempurna.
d.      Konsumen
Konsumen yang melakukan optimalisasi konsumsi yang membentuk permintaan individu, terbentuknya permintaan pasar dan menampilkannya dalam model yang bisa diestimasi (statictical model). Tampilan eksplisit fungsi utilitas dan permintaan yang “indah” adalah fungsi Cobb-Douglas. Aplikasi mengindentifikasi konsumsi (alokasi sumberdaya) yang tidak efisien dari kacamata masyarakat (social cost).
e.       Produsen : Cobb-Douglas
Proses produksi standar (dengan asumsi law of diminishing returns) dan karakteristik-karakteristik optimality-nya ditampilkan secara eksplisit dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Dengan model fungsi Cobb-Douglas, diperkenalkan pelanggaran-pelanggaran asumsi standar tertentu.
f.       Penyegaran Statistika
Nilai estetika adalah statistik krusial dalam banyak keputusan produsen atau regulator. Untuk mendapatkan nilai elasitisitas, perlu melakukan estimasi.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menarik data, menganalisis, meringkas dan menampilkan data tersebut sehingga menjadi lebih informatif. Standardisasi proses tersebut menjadikan statistika bahasa bahasa baku penelitian. Pelajaran statistika biasanya ditangkap sebagai keterampilan teknis menghitung statistik. Pola pikir statistik sulit terbentuk, baik dalam penelitian maupun dalam realita/observasi. Dengan demikian peluang salah kaprah yang banyak terjadi dalam statistik bisa lebih kecil.
g.      Elastisitas
Dalam ilmu ekonomi, konsep elastisitas mengukur respons perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Elastisitas harga mengukur dampak permintaan suatu barang jika harga barang tersebut berubah. Permintaan suatu produk juga berubah karena perubahan pendapatan dan harga barang lain. Nilai elastisitas merupakan faktor penting untuk menentukan harga suatu produk. Produsen yang mempunyai market power menggunakan nilai elastisitas harga untuk mengoptimalkan keuntungannya. Nilai elastisitas bisa diestimasi dengan menggunakan teknik regresi.
h.      Law of Diminishing Returns dan Struktur Biaya
Informasi yang terkandung dalam fungsi biaya adalah sama dengan informasi yang ada di dalam fungsi produksi, kemudian memasukkan faktor competitive market demand, dan menampilkan perilaku produsen dalam memgambil keputusan dengan kendala struktur ongkos standar dan competitive market demand.
i.        Analisis Keuntungan
Tujuan produsen adalah mengoptimalkan keuntungan. Jika produsen harus rugi, kerugiannya harus minimal. Dalam kondisi standar, yaitu dengan asumsi adanya law of diminishing returns dalam proses produksi, perusahaan bisa memperoleh keuntungan di atas normal. Namun, keuntungan di atas normal akan dieliminasi oleh pendatang baru. Dan, akhirnya semua produsen akan menikamti keuntungan normal. Perusahaan akan tetap memilih beroperasi meskipun mengalami kerugian, asalkan perusahaan masih mampu menutupi biaya variabel.
j.        Pricing : Diskriminasi Harga
Pricing membahas bagaimana penjual menentukan harga produknya (secara optimal). Untuk itu, secara umum, penjual memerlukan informasi elastisitas konsumen. Elastisitas konsumen bervariasi bergantung pada masing-masing individu, kelompok individu, waktu konsumsi dan akumulasi konsumsi.
k.      Struktur Pasar
Harga adalah faktor utama dalam mengalokasikan sumberdaya pelaku ekonomi. Harga diproduksi oleh pasar. Ada beberapa struktur pasar yaitu : pasar bersaing sempurna, monopoli, oligopoly dan kompetisi monopolistik (monopolistic competition). Variasi struktur pasar bisa diindikasikan dengan tingkat/derajat kekuatan pasar (market power).
l.        Regulasi Pasar
Pemerintah sering meregulasi pasar. Dampak dari regulasi selalu akan tercermin di harga. Jika pemerintah mengeluarkan lisensi monopoi kepada pelaku ekonomi untuk suatu produk, maka harga produk tersebut akan menjadi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga internasional. Harga yang tinggi ini akan menyenangkan produsen, tapi merugikan konsumen. Salah satu tujuan pemerintah adalah transfer pendapatan dari kelompok ekonomi yang satu ke yang lain.
Selain transfer pendapatan, regulasi bertujuan untuk merealokasikan sumberdaya sehingga menjadi optimal. Jika regulasi untuk efisiensi maka regulator akan mendapat pembenaran  jika regulasi  bersifat menghilangkan atau mengurangi derajat kegagalan pasar tanpa mengakibatkan kegagalan pasar di produk lainnya.
m.    Expected Utility dan Analisis Judi
Secara umum, pelaku ekonomi menghadapi pilihan-pilihan yang beresiko  dalam menentukan pilihan-pilihan beresiko yaitu teori expected utility.
n.      Aplikasi Game Theory : Cheating
Pasar bersaing sempurna merupakan institusi pasar ideal dengan jumlah pemain banyak. Namun, dalam realita biasanya jumlah pemain dalam pasar “sedikit” seperti dalam struktur pasar oligopoli. Dalam hal ini pemain-pemain pasar, terutama para penjual akan berperilaku strategis. Game theory yang sekarang mendominasi aplikasi kebijakan-kebijakan ekonomi.
o.      Asymmetric Information : Lemon
Dalam pasar bersaing sempurna, para pelaku ekonomi mengerti perilaku ekonomi lain dengan sempurna (perfect foresight). Dalam realita, pemain pasar yang satu tidak mengerti dengan sempurna pelaku yang lainnya (asymmetric information).
p.      Alokasi Intertemporal : Capital Budgeting
Ilmu ekonomi secara umum membahas alokasi sumberdaya (resource allocation). Dalam capital budgeting, pelaku ekonomi mengambil keputusan dalam kondisi beresiko dan bersifat intertemporal. Untuk itu biasanya digunakan teori net present value (NPV). Membandingkan tiga teori pengambilan keputusan yaitu : memaksimumkan utility, memaksimumkan expected utility dan memaksimumkan net present value.
Dalam analisa ekonomi di atas menggambarkan bagaimana harga yang diproduksi oleh struktur pasar bersaing sempurna akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Dalam struktur pasar bersaing sempurna, konsumen mengoptimalkan utility-nya, dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi standar konsumen dan produsen adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Hukum ini berlaku dalam proses konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga akan tercermin dalam struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan biaya marjinal yang semakin menaik.
Konsep kuantitatif yang paling penting dalam ekonomi adalah elastisitas, yang pada dasarnya mengukur perubahan permintaan suatu barang jika variabel yang mempengaruhi (misalnya pendapatan dan harga barang lain) berubah. Informasi ini penting bagi produsen yang mempunyai kekuatan pasar (market power) untuk mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah harga. Untuk mendapatkan angka elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi statistika.
Dalam mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi menghadapi faktor regulasi yang diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara pada perubahan harga produk, dan akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya. Pemerintah meregulasi perekonomian karena alasan efisiensi atau distribusi pendapatan. Acuan regulasi untuk efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto optimal. Secara umum, pasar akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Selain karena alasan efisiensi, pemerintah melakukan regulasi karena alasan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, regulasi sering menjadi target para pelobi untuk mendapatkan transfer pendapatan.
Dalam asumsi standar, faktor resiko belum muncul secara eksplisit. Dalam kondisi yang beresiko (uncertainty), pelaku ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya. Pelaku ekonomi mempunyai preference yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat pendapatan dan faktor  inheren (misalnya kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.
Setelah melalui proses analisa ekonomi dan pertimbangan-pertimbangan untung/ruginya pelaku ekonomi dapat menarik suatu kesimpulan, yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai keputusan. 


PENUTUP
a.       Kesimpulan.
Dalam melakukan perubahan dalam tubuh organisasi, terlebih dahulu dilakukan perubahan pada manajemen organisasi tersebut, perubahan pada manajemen organisasi tidak terlepas dari pentingnya pengambulan keputusan sebagai landasan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
Dalam rangka pengambilan keputusan yang menghasilkan keputusan yang baik perlu dilakukan dengan mengambil langkah-langkah yang sistematis yaitu menentukan dasar pemikiran, pengidentifikasian alternatif-alternatif, alternatif-alternatif dilihat dari sudut tujuan yang mau dicapai dan pemilihan suatu alternatif, yaitu suatu pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan melukiskan proses melalui mana suatu tindakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu dipilih.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam mengambil sebuah keputusan merupakan kendala yang dihadapi oleh menejer dalam mengambil keputusan dengan efektif, perlu dilakukan pemetaan yang sistematis agar dapat mengsilkan pemahaman yang sistematis. Salah satu cara mendapatkan pemetaan terhadap permasalahan yang ada dan alternative penyelesaiaannya adalah dengan menggunakan analisa SWOT (Strenghts, Weaknesses, Threats, Oportunities).
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh adanya keterbatasan rasionalitas, terdapat dua model pertimbangan dalam pengambilan keputusan yaitu optimasi dan satisfying. Dimana optimasi berarti pengambilan keputusan diusakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan data yang tersedia sedangkan satisfying hanya berpedoman pada kepuasan saja.
Selain faktor rasionalitas, factor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah factor emosional. Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Ganggemi dan Francesko Mancini dapat diambil kesimpulan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor emosional dimana orang yang merasa bersalah akan mengabaikan pilihan yang baik dan aman di depannya dan mengalihkan pikiran kepada hal yang jelek dan tidak aman walaupun hal tersebut tidak ada. Orang yang merasa bersalah berhati-hati sekali dalam berfikir dan bertindak karena takut akan konsekwensi bila keadaan yang membuatnya bersalah berulang kembali.
b.      Saran.
Untuk melakukan pengambilan keputusan yang efektif dalam suatu organisasi hendaknya kita menguasai tehnik pengambilan keputusan, menganalisa dengan sistematis (SWOT), untuk itu hendaknya seorang manajer harus senantiasa mengembangkan dirinya terus menerus, menambah dan memperluas pengetahuan serta bersikap rasionalitas yang baik dan menghilangkan perasaan bersalah. Perlunya berlatih membuat keputusan-keputusan dari masalah-maslah kecil, sehingga terbiasa membuat keputusan – keputusan yang efektif sehingga l benar-benar keputusan yang terbaik bagi organisasi.

REFERENSI

Drummond Helga,  Pengambilan Keputusan Yang Efektif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1993.

T. Sunaryo, Ph. D, Ekonomi Manajerial,, Erlangga, Jakarta, 2001
1990





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapat rekan atau sahabat mengenai Blog saya ini?